Minggu, 15 Maret 2015

Puncak Jayawijaya / Carstenz Pyramid, Papua


Heinrich Harrer, penulis buku terkenal yang menulis “Tujuh Tahun di Tibet” terpesona oleh Puncak Jayawijaya di Papua. 12 tahun setelah kembali dari Tibet tahun 1950, Heinrich Harrer bersama tiga temannya, Temple, Kippax dan Huizinga, memutuskan untuk menaklukkan Puncak Jayawijaya atau Carstensz. Pada 1962 mereka menjadi pendaki pertama yang mencapai puncak Carstensz, salah satu dari 7 gunung tertinggi di dunia. Puncak Jaya Wijaya, lebih dikenal oleh pendaki gunung sebagai Piramida Carstensz yang memiliki ketinggian 4.844 meter di atas permukaan laut. salah satu puncak tertinggi di muka Bumi ini telah menarik minat-gletser abadi di garis Khatulistiwa terutama para petualang dan pendaki gunung yang ingin mencapai gletser tertingginya di kepulauan tropis Nusantara. Pada 1623, seorang penjelajah Belanda, Jan Carstensz, melihat gunung yang tertutup salju dan menamakan gunung itu dengan nama belakangnya. Fenomena alam ini sangat jarang karena es alami biasanya tidak turun di sepanjang khatulistiwa. Sayangnya, penurunan gletser yang signifikan telah ditemukan pada beberapa lokasi seperti di Puncak Trikora dan Glacier Meren antara 1939, 1962 dan 1994 hingga tahun 2000. Salju abadi yang luas ini masih sangat mengagumkan. 


Pendakian ke puncak memerlukan teknik khusus dan mendaki medannya hanya direkomendasikan bagi pendaki yang berpengalaman. Terdapat tiga pendakain tersulit dari lima titik pendakian. Menjadikan puncak ini sebagai salah satu puncak paling sulit untuk ditaklukan di dunia, dan puncak tertinggi antara Andes dan Himalaya, jika Anda behasil menaklukkan Puncak Carstensz maka jeritan kemenangan dan kegembiraan akan Anda teriakan di puncak Jayawijaya. Adventure Carstensz menjadi salah satu operator tur yang dapat diandalkan untuk jasa pendakian ke puncak Jayawijaya yang bersalju. Rincian biaya mendaki ke Puncak Carstensz untuk turis mancanegara sekira USD 10 ribu - USD 11 ribu. Sementara itu, untuk wisatawan domestik biayanya mulai Rp30 juta. Biaya tersebut sudah meliputi perjalanan pendakian ke Puncak Carstensz, baik dari tenda, makanan, porter, transportasi, pemandu, kemanan, serta bermalam di homestay setelah pendakian. Perjalananya akan diatur dan disesuaikan harganya, paling cepat perjalanan selama 5 hari.


TRANSPORTASI
Ada sejumlah perusahaan yang khusus melayani perjalanan dan pendakian ke Jayawijaya. Biasanya, pendaki berkumpul di Bali kemudian terbang ke Timika, Papua, lalu ke Nabire. Nabire adalah kota paling dekat dengan rute pendakian. Pendaki juga memiliki kesempatan untuk mengunjungi suku Dani di Lembah Baliem dalam perjalanan pulang. Perjalanan dengan operator wisata berpengalaman atau dengan pemandu sangat dianjurkan. Garuda Indonesia, Kartika, dan Merpati memiliki penerbangan ke Papua dari Jakarta atau Denpasar,Bali. Biasanya, mereka transit diMakassar sebelum ke Sorong, Timika, atau Biak, dan sampai di Jayapura. 


Garuda terbang dari Jakarta ke Timika, dan Denpasar, Bali ke Timika. Kembali ke Jakarta atau Bali,Garuda terbang dari Timika, Biak, dan Jayapura. Lion Air terbang dari Nabire ke Ambon dan kemudian ke Denpasar, Bali. Trigana Air, Susi Air, dan Avia Star terbang dari Timika ke Nabire. Rute pendakian dibuka oleh penjelajah Indonesia telah dianggap sebagai rute paling aman, dimulai di desa-desa Ilaga, Boega, Hoya, Tsinga, dan beberapa desa lain yang melindunginya. Karena area pertambangan Freeport berada di zona gunung ini, membuat lebih sulit untuk mencapai puncaknya. Akan tetapi, rute ini, dikenal sebagai rute Sugapa-Suanggama, bekas pertambangan yang baik untuk dilalui oleh pejalan kaki dan pendaki. Mengambil rute tradisional ini, pejalan kaki atau pendaki akan menghabiskan 22 hari di kaki gunung yang indah, berinteraksi dengan penduduk setempat [Lihat:Wamena], menikmati pemandangan indah, merasakan jalan berlumpur dan rawa, melintasi jembatan kayu, akhirnya mencapai akhir yang mendebarkan.


KEGIATAN
Saat ini jalur pendakian ideal ke Puncak Carstensz adalah melalui Sugapa-Ugimba-Carstensz. Jalur tersebut selain paling aman juga memiliki beragam keunggulan seperti kesempatan melihat Sungai Kemabu yang memiliki wisata arung jeram, Sungai Nabu  dengan aliran terbalik ke arah Gunung Carstensz. Bahkan ada sungai yang memiliki bau harum serta menjadi sumber garam di atas gunung. Ada pula air terjun dan padang golf di Putigapa. 


Ugimba merupakan desa yang berada di Distrik Sugapa Papua dan darinya terbuka sebuah jalur pendakian menuju ke Lembah Danau-Danau yang merupakan base campuntuk menggapai Puncak Carstenzs Pyramid (4884 m dpl). Dalam perjalanan menuju base camp Lembah Danau-Danau, ada beberapa pos peristirahatan yang dapat digunakan pendaki salah satunya adalah Pos Somatua. Pos tersebut berada pada ketinggian 4.000 m dpl dan cukup menarik diapit oleh tebing tinggi di sisi kanan dan kirinya. Saat Subuh pendaki sudah dapat menikmati butiran-butiran salju yang menempel pada tenda mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar